KABARBERITAINDONSIA.COM
Jakarta, - Universiti Malaysia Kelantan (UMK) menegaskan komitmennya dalam mempererat kerja sama pendidikan lintas negara dengan menggandeng kampus-kampus Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam kegiatan Eid Al-Fitr Gathering yang diselenggarakan di Kalbis University, Jakarta, pada Sabtu (19/4/2025).
Acara yang berlangsung penuh kehangatan tersebut menjadi momentum penting dalam memperkuat kerja sama akademik antara UMK dan kampus-kampus Islam Indonesia. Fokus kerja sama diarahkan pada pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi — pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat — serta peningkatan kapasitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kedua negara.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Internasional UMK, YBRS. Prof. Dr. Huzili bin Hussin, menyampaikan bahwa UMK membuka pintu selebar-lebarnya bagi dosen-dosen dari kampus NU dan Muhammadiyah untuk bergabung dalam program akademik, riset kolaboratif, hingga pelatihan UMKM berbasis kewirausahaan sosial.
“Kami di UMK percaya bahwa masa depan pendidikan tinggi adalah kolaborasi. Kampus-kampus Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah memiliki peran besar dalam pengembangan pendidikan Islam dan ekonomi rakyat di Indonesia. Kami siap menjadi mitra strategis dalam memperluas jaringan dan dampak Tridharma,” ungkap Prof. Huzili.
Lebih jauh, Rektor UMK, YBRS. Prof. Ts. Dr. Arham bin Abdullah, menegaskan bahwa UMK melihat potensi besar dalam pertukaran dosen dan mahasiswa, khususnya dalam bidang kewirausahaan, ekonomi Islam, serta pengembangan masyarakat berbasis riset. Menurutnya, UMK juga siap menjadi host institution bagi dosen dari Indonesia yang ingin melanjutkan studi doktoral atau menjalani sabatikal akademik di Malaysia.
“UMK adalah kampus kewirausahaan yang terus berinovasi dalam pendekatan pendidikan tinggi. Kami membuka peluang kepada sahabat-sahabat dari NU dan Muhammadiyah untuk berkolaborasi bukan hanya di kelas, tapi juga di lapangan, bersama masyarakat,” jelas Prof. Arham.
Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Aras Prabowo, Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta, menyambut hangat inisiatif kerja sama ini. Ia menyebut bahwa UMK merupakan kampus yang sangat progresif dalam pengembangan keilmuan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Menurutnya, sinergi ini akan membuka peluang lebih luas bagi dosen dan mahasiswa dari kampus NU dan Muhammadiyah untuk berkiprah di level internasional.
“Kolaborasi ini merupakan pintu emas bagi kami. Kampus NU dan Muhammadiyah bisa menjadikan UMK sebagai rujukan akademik dan praktik dalam penguatan UMKM, riset terapan, dan pengembangan kewirausahaan berbasis nilai,” ujar Aras.
Direktur UMK External Education Center (UMKCEE), Prof. Ts. Dr. Muhammad Ashlyzan bin Razik, juga menambahkan bahwa pihaknya siap menjalin kerja sama dalam program *dual degree*, pelatihan internasional, dan program sertifikasi bersama. UMKCEE selama ini dikenal sebagai pusat pengembangan pendidikan luar kampus yang fokus pada pelatihan berbasis kompetensi dan praktik langsung dengan pelaku usaha.
“Kami ingin menjadikan kolaborasi ini konkret. Kami sudah merancang berbagai program yang bisa melibatkan kampus-kampus mitra NU dan Muhammadiyah, termasuk dalam kegiatan pengabdian masyarakat lintas negara dan seminar internasional UMKM,” katanya.
Sementara itu, Abdurrahman Fais, mahasiswa doktoral UMK asal Indonesia, menilai bahwa UMK merupakan tempat belajar yang inklusif dan suportif. Ia menuturkan bahwa UMK mampu menghadirkan atmosfer akademik yang kuat sekaligus memberi ruang luas bagi pengembangan jejaring internasional.
“Sebagai mahasiswa Indonesia, saya melihat UMK sebagai jembatan antara dunia akademik dan dunia usaha. Saya sangat mendukung lebih banyak dosen dan mahasiswa dari NU dan Muhammadiyah untuk bergabung dalam ekosistem UMK,” kata Fais.
Rencana strategis kerja sama ini mencakup pelaksanaan joint research, student and faculty exchange, hingga publikasi ilmiah bersama. Tak hanya itu, dalam waktu dekat UMK akan mengundang delegasi dari kampus NU dan Muhammadiyah untuk berkunjung ke Malaysia dalam rangka menjajaki peluang kolaborasi lebih lanjut.
Kerja sama antara UMK dan kampus-kampus Islam Indonesia ini diharapkan mampu memperkuat jaringan intelektual ASEAN dan mempercepat pembangunan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan dan ekonomi berkelanjutan.
Sebagaimana disampaikan dalam penutup acara oleh Prof. Huzili, “Kolaborasi lintas bangsa ini bukan hanya soal akademik, tetapi tentang membangun peradaban bersama.”
(Zaenal DR/Red)
Posting Komentar