KABARBERITAINDONESIA.COM
Banyumas || Di tengah kesejukan Rabu, 8 Oktober 2025, mulai pukul 19.30 hingga 21.30 WIB, teras Masjid Baiturrohim, yang berdiri tenang di tengah Perumahan Griya Satria Bantarsoka (GSB), Purwokerto Barat, Banyumas, menjadi saksi semangat kepedulian dan ibadah. Suasana hening berubah menjadi hidup, saat satu per satu warga, takmir, dan para pendonor datang, bukan untuk mengambil, tetapi untuk memberi.
Donor darah yang rutin digelar oleh Takmir Masjid Baiturrohim bekerja sama dengan PMI Kabupaten Banyumas ini bukan hanya kegiatan medis biasa. Ia telah menjelma menjadi kebiasaan mulia yang menyatukan tiga hal sekaligus: ibadah, kesehatan, dan kemanusiaan.
"Donor darah ini bukan sekadar kegiatan sosial. Ia adalah ibadah yang bernilai jariyah, karena manfaatnya terus mengalir selagi darah itu digunakan untuk menyelamatkan orang lain," tutur H. Bambang Margono, unsur takmir masjid sekaligus pengurus PMI Kecamatan Purwokerto Barat, dalam sambutannya.
Beliau juga menegaskan bahwa dalam Islam, sedekah tidak terbatas pada harta, tetapi juga bisa berupa tenaga, waktu, bahkan setetes darah.
"Siapa yang menyangka bahwa hanya dengan berbaring sejenak, seseorang bisa menyelamatkan tiga nyawa ? Dan itu bisa dilakukan rutin tiap 2–3 bulan. Maka donor darah sejatinya adalah bentuk ibadah yang menyehatkan dan membahagiakan," ujarnya.
Dari sisi kesehatan, donor darah membantu menjaga kestabilan zat besi dalam tubuh, merangsang regenerasi sel darah baru, dan bahkan dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
"Inilah bentuk amal yang saling menguntungkan: pendonor menjadi lebih sehat, penerima mendapat harapan hidup," tambahnya.
Di sisi kemanusiaan, kegiatan ini menjadi titik temu antara empati dan aksi nyata. Darah yang terkumpul akan digunakan bagi pasien-pasien yang sangat membutuhkanny, mulai dari ibu melahirkan, pasien anemia, korban kecelakaan, hingga anak-anak dengan kondisi kritis.
Tak hanya para takmir dan warga sekitar, kegiatan ini juga mendapat antusias dari kalangan muda. Beberapa remaja masjid dan santri madrasah hadir dan turut menjadi bagian dari aksi kemanusiaan ini. Salah satu pendonor muda mengungkapkan,
"Rasanya ringan, tidak sakit seperti yang dibayangkan. Tapi hati ini terasa penuh. Saya ingin menjadikan ini rutinitas ibadah pribadi."
Bahkan para awak media yang meliput pun ikut mendonorkan darahnya, sebagai bentuk solidaritas sekaligus amal yang bernilai ibadah. Karena pada akhirnya, siapa pun bisa memberi kehidupan, cukup dengan niat yang tulus dan lengan yang rela.
Menjadikan Donor Darah Sebagai Rutinitas Islami
H. Bambang Margono berharap kegiatan ini bisa menjadi budaya rutin yang tidak hanya diikuti oleh warga dewasa, tetapi juga ditanamkan sejak dini di kalangan pelajar, madrasah, dan pemuda masjid.
"Kami ingin generasi muda tumbuh dengan kesadaran bahwa membantu sesama bukan pilihan, tapi kebutuhan jiwa. Dan masjid adalah tempat terbaik untuk memulainya."
Penutup: Dari Masjid, Untuk Umat
Lebih lanjut H. Bambang menegaskan, Masjid bukan hanya tempat sujud dan dzikir,
tetapi juga tempat menanam kebaikan yang memberi dampak nyata.
"Donor darah di Masjid Baiturrohim bukan sekadar agenda, ia adalah gerakan jiwa yang menyalurkan harapan,
mengalirkan kesehatan, dan memanen pahala."
"Setetes darahmu bisa jadi kehidupan bagi orang lain.
Mari jadikan donor darah sebagai rutinitas dua atau tiga bulanan,
bukan karena diminta, tapi karena sadar bahwa berbagi adalah fitrah manusia beriman."
"Setetes Darah, Sejuta Berkah, Dari Masjid, Untuk Sesama." Tegas Pungkasnya.
Laporan Langsung, Teras Masjid Baiturrohim GSB, Purwokerto Barat
(Kontributor : Djarmanto-YF2DOI//warto)

Posting Komentar