KABARBERITAINDONESIA.COM
BANYUMAS - Kementerian Agama Kabupaten Banyumas melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) kembali menggelar Bimbingan Pranikah Remaja Usia Sekolah (BRUS) yang menyasar pelajar tingkat menengah atas sebagai bentuk ikhtiar strategis dalam membekali generasi muda dengan nilai-nilai keislaman, keterampilan hidup, dan kesadaran akan pentingnya pernikahan yang matang.
Kegiatan dilaksanakan di MAN 3 Banyumas, Pada Rabu (01/10/2025) dan diikuti oleh 32 siswa terpilih dari berbagai sekolah di wilayah Kabupaten Banyumas, seperti MAN 2 Banyumas, SMK Ma’arif Ajibarang, SMKN Kebasen, SMK Kartek Jatilawang, dan lainnya, serta menghadirkan para fasilitator dan pemateri profesional dalam bidangnya.
Kegiatan resmi dibuka oleh Dr. Ibnu Asaddudin, S.Ag., M.Pd., Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya menanamkan nilai pranikah Islami sejak dini.
"Bimbingan ini bertujuan untuk mencegah pernikahan usia anak dan memberi bekal agar mereka kelak membentuk keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Remaja harus cerdas memanfaatkan masa mudanya dengan ilmu dan nilai-nilai Qur’ani,” tegasnya di hadapan para peserta.
Sementara itu, Lubab Habiburrohman, S.H., M.H., selaku fasilitator utama, mengajak peserta untuk mengenal potensi dan jati diri mereka secara lebih dalam.
"Mengenal diri adalah langkah pertama menuju masa depan yang lebih terarah. Tanpa itu, kita mudah tersesat dalam arus pergaulan zaman ini,” tuturnya dengan penuh semangat.
BRUS tidak hanya berisi teori, tetapi juga mengupas secara aplikatif berbagai isu penting remaja dalam perspektif keislaman, dengan rangkaian Materi Inspiratif :
1. Kehamilan Dini & Kesehatan Reproduksi. Dibawakan oleh Jeminah, Bidan Koordinator Puskesmas Sumpiuh 1, yang mengedukasi tentang risiko medis dan sosial dari kehamilan usia dini serta pentingnya edukasi seksual dalam Islam yang sarat dengan nilai tanggung jawab.
2. Pergaulan Bebas & Kesehatan Mental. Disampaikan oleh Faidus Sa’ad, S.Ag., M.Si., penyuluh Islam fungsional Banyumas, dengan fokus pada bahaya seks bebas, narkoba, tekanan sosial, hingga kecanduan media sosial. "Remaja hari ini tidak hanya diuji oleh moral, tapi juga mental. Jika tidak dibentengi iman, mudah rapuh dan terseret arus negatif,” ungkapnya lugas.
3. Kecakapan Hidup Islami. Oleh Tini Hayatur Rohmah, S.Ag., M.H., membimbing remaja dalam keterampilan mengelola diri, mengambil keputusan, dan komunikasi efektif. "Siap nikah bukan soal usia, tapi kesiapan mental, emosional, dan spiritual. Remaja harus belajar mengatur diri sebelum mengatur rumah tangga," paparnya.
4. Komunikasi Tanpa Racun. Siti Nur Hidayati, sebagai motivator, menutup sesi dengan materi tentang bahaya komunikasi destruktif dan cara membangun komunikasi sehat. "Racun komunikasi itu nyata: suara sinis, suara menghakimi, dan ketakutan. Penawarnya ? Buka hati, buka pikiran, dan buka tekad untuk menjadi pribadi yang lapang," jelasnya.
H. Agus Setiawan, S.Sos.I., selaku Kasi Bimas Islam turut memberikan harapan besar terhadap keberlanjutan program BRUS ini,
"Bimbingan ini harus berdampak jangka panjang. Generasi muda perlu dibekali bukan hanya ilmu, tapi juga nilai. Inilah investasi moral untuk Banyumas yang lebih religius dan bermartabat.”
Dengan tema besar, "Membentuk Generasi Remaja Islami yang Tangguh dan Berintegritas," kegiatan BRUS menjadi sinergi nyata antara pendidikan, dakwah, dan pembangunan karakter remaja Islam masa kini.
Program ini rencananya akan terus digelar di berbagai sekolah lain di wilayah Banyumas hingga pertengahan Oktober 2025 mendatang.
(Humas Lubab/Djarmanto-YF2DOI//warto)
Posting Komentar