KABARBERITAINDONESIA.com
Pesisir Barat, Lampung - Dosen Institut Tekhnolgi Bandung (ITB), dosen Universitas Brawijaya (UB), dan Mahasiswi ITB bersinergi bersama memasang alat Ultrafiltrasi air bersih siap minum di pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat Lampung, Sabtu 12 Juli 2025.
Menurut ketua tim pengabdian masyarakat ITB Dr Nia Kurniasih pemasangan alat ultrafiltrasi air bersih siap minum merupakan program ITB dalam membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat, salah satunya permasalahan air bersih dengan membuat program Skema Bottom Up 2025 mitigasi bencana hidrometeorologi dan vitalisasi ekowisata bahari bebas sampah plastik melalui ultrafiltrasi air bersih siap minum, jelasnya.
Kami berharap dengan dipasangkanya alat ultrafiltrasi air di pekon (desa) Way Redak, masyarakat bisa menikmati air bersih siap minum yang higienis secara gratis, pungkasnya.
Sementara itu, dosen ITB lainya Miga Magenika Julian S.T., M.T menjelaskan Perubahan iklim yang disebabkan beberapa faktor seperti polisi udara yang berasal dari asap kenderaan, limbah pabrik dan alih pungsi hutan menjadi penyebab utama perubahan iklim sehingga berpengaruh pada siklus musim hujan dan musim kemarau sehingga akan berpengaruh pada dinamika air tanah,Jelas Miga.
Disampaikan juga oleh dosen UB yang turut berkolaborasi Esa Fajar Hidayat S.Kel.,M.Si "untuk saat ini di wilayah Lampung baru pekon Way Redak saja yang kita pasang alat ultrafiltrasi air, karena memang baru pekon Way Redak yang menjadi desa binaan ITB di Provinsi Lampung,” jelasnya.
Dikesempatan itu Peratin ( kepala desa) Way Redak Tamzirulloh mewakili masyarakatnya tak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak kampus ITB karena sudah memberikan bantuan alat filtrasi air siap minum. Dirinya berharap kedepanya akan ada bantuan lainnya dari ITB seperti alat pengolahan sampah, dengan demikian nantinya sampah yang ada di Way Redak akan kita olah sehingga bernilai ekonomi imbuhnya.
Kegiatan ini tidak hanya menjawab kebutuhan dasar masyarakat terhadap air bersih, tetapi juga berkontribusi besar terhadap pengurangan sampah plastik sekali pakai di kawasan wisata bahari. Para wisatawan kini dapat mengisi ulang air minum di Water Refill Station yang telah dipasang, sehingga diharapkan dapat menurunkan jumlah konsumsi air minum dalam botol plastik.
Hadir dikesempatan tersebut, peratin Way Redak Tamzirulloh, tokoh adat, tokoh masyarakat, aparat desa dan pegawai dari dinas Perikanan Pesisir Barat.
Tim pengabdian berharap kegiatan ini dapat direplikasi di wilayah pesisir lainnya di Indonesia, sekaligus memperkuat sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan SDGs, khususnya tujuan ke-6: Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak untuk Semua.
(BI)
Posting Komentar