Murid SMP Persada Insan Nusantara Sokaraja Penen Kebaikan



KABARBERITAINDONESIA.COM

Banyumas || Jum’at pagi yang sejuk, 26 September 2025, setelah lantunan doa dan Shalat Dhuha mengisi udara, kebun pendidikan Pesantren Abdul Djamil Tebuireng 17  Sokaraja, Banyumas,  menjadi saksi kegembiraan dan semangat yang tak biasa.

Suasana penuh semangat mewarnai kegiatan Santri Entrepreneur Tambun Mandiri, sebuah program pembelajaran berbasis praktik yang mengusung nilai kemandirian, kedisiplinan, dan tanggung jawab.



Para Peserta didik, santri kelas 7 dan 8 dari SMP Persada Insan Nusantara Tebuireng 17 Sokaraja, Banyumas, dengan penuh syukur memanen hasil jerih payah mereka, sekitar 60 pack sawi pakcoy, 30 pack sawi pagoda, dan telur omega hasil kerja sama produktif dengan PT. Sufi. Semua dilakukan dengan semangat gotong royong dan alat-alat sederhana, menjunjung kesegaran dan kelestarian.


Dalam sambutannya, KH. Mohammad Hussein, selaku Kepala Sekolah, menyampaikan arahan penuh makna,


“Anak-anakku, ini bukan hanya soal panen sayur. Ini adalah panen nilai. Kalian sedang menanam keteguhan, menuai tanggung jawab, dan merawat akhlak dengan kerja nyata. Kalian adalah generasi yang bukan hanya bisa bicara, tapi bisa bekerja. Bukan hanya berdoa, tapi juga berikhtiar.” Ungkapnya.


Beliau juga menegaskan harapan besar pesantren agar program ini menjadi pondasi pendidikan karakter yang berdampak nyata,


“Kami berharap dari kebun sederhana ini, lahir santri yang kuat jiwanya, luas ilmunya, dan kokoh niatnya. Yang kelak mampu membawa kebermanfaatan, bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk umat dan negeri.” Tegasnya.


Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari para guru pendamping, seperti Ibu Yesi Dyah Septiani, S.P. (guru kewirausahaan), Ibu Meli Fitriani, S.Pd. (guru IPA), dan Ustadz Khoirul Umam, S.Ag. (guru PAI), serta para asatidz dan pembina santri yang setia mendampingi dari awal proses hingga akhir kegiatan.


Tak kalah menyentuh, ungkapan syukur datang dari santri itu sendiri. Salah satu santri kelas 8, Ahmad, dengan mata berbinar mengatakan,


“Alhamdulillah... Saya sangat bangga bisa menjadi bagian dari santri di sini. Kami belajar bukan cuma di kelas, tapi langsung praktik. Ini bukan hanya pengalaman panen, tapi pelajaran hidup yang nyata.” tuturnya


Disambung oleh Nur, santri kelas 7, “Saya bersyukur banget. Di sini saya belajar cara menanam, merawat, memanen, bahkan menjual. Ini semua bikin saya jadi lebih percaya diri dan semangat belajar. Terima kasih kepada semua guru dan pesantren.” Imbuh Nur


Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, tapi bagian dari program kewirausahaan berkelanjutan yang dirancang untuk mencetak santripreneur tangguh, berjiwa enterpreneur, berakhlak Qur’ani, dan mencintai kerja keras sebagai bentuk ibadah.


Selain memberikan pengalaman nyata kepada para siswa, hasil panen juga bermanfaat bagi lingkungan sekitar, dijual kepada wali santri, warga sekitar, dan dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi internal pesantren.


Sebagaimana harapan dari Ketua Yayasan Ayah Anto Jamil  dan para pengasuh, program ini diharapkan menjadi model percontohan (benchmark) bagi pesantren lain dalam menciptakan kemandirian, keberdayaan, dan semangat berkarya dari usia dini.


"Kami tidak menanam sekadar tanaman, tapi menanam nilai. Kami tidak memanen sekadar hasil, tapi memanen berkah." Pungkas Ayahe.


(Humas Choi/Djarmanto-YF2DOI//warto)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama