KABARBERITAINDONESIA.COM
Banyumas || Dalam malam yang lirih, di bawah langit yang tenang dan hati yang tunduk, Majelis KBJI (Keluarga Besar Jama’ah Isro’ill) menyelenggarakan Mujahadah Selapanan yang dirangkai khidmat dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, bertajuk "KBJI terus bergerak malam Menebar Dzikir, Menyatukan Cinta, Menghidupkan Cahaya-NYA",
Selasa tengah malam (23/09/2025) di kediaman H. Roni, Ketua KBJI Wilayah Rejasari Purwokerto Banyumas.
Kegiatan dimulai sejak pukul 22.30 WIB hingga 03.15 WIB, dan dihadiri jamaah dari berbagai wilayah, Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Kalibagor, Sokaraja, Pekaja (dipimpin Gus Jio), Rejasari, karanglewas, hingga Banyumas.
Turut hadir para tokoh muda dan para ahli dzikir, alim ulama, KH. M. Ali Sodikin (Ketua Pengurus Madrasah Al-Ittihaad 2 Pasir Lor Karanglewas), Ust. Jamil (Kepala Madrasah), Ust. Abdurrahman Fauzi (Waka Kurikulum), guru Madrasah Gus Rahmat, Auliya Rahman dari UPZ An-Nur Rejasari dan para pengasuh majelis asmaul husna asuhan Ust Daryanti, serta pengurus KBJI lintas wilayah.
Dzikir Membuka Langit, Sholawat Menyiram Jiwa, Dalam suasana penuh haru dan syahdu, Gus Mashyur (KH. Mashyur Shihab) dari Siwatu, Wonosobo memimpin secara langsung dzikir dan mau’idzoh hasanah tunggal yang menjadi inti ruhani acara.
“Malam ini bukan rutinitas, ini adalah ikrar cinta kepada Rasulullah SAW. Setiap sholawat yang kalian lantunkan, adalah surat rindu yang sampai. Dan setiap dzikir yang kalian ucapkan, adalah pintu cahaya yang dibuka Allah SWT untuk hamba-NYA yang masih mau mengingat-NYA di tengah dunia yang penuh kelalaian.”
“Tahlil yang kita baca, kalimat tauhid yang kita ulang, asma’ul husna yang kita seru, semua itu bukan hanya ritual. Itu adalah bekal hidup, pelindung dari bala, penjernih hati, penarik rezeki, dan penuntun kita di gelapnya alam kubur hingga kita bertemu Rasulullah SAW di akhirat.”
Faedah Dzikir dan Sholawat, Untuk Dunia dan Akhirat, Gus Mashyur menegaskan pentingnya membumikan bacaan-bacaan warisan para ulama dan kekasih Allah SWT, di antaranya:
1. Sholawat Burdah, mengundang kesembuhan, ketenangan, dan syafaat.
2. Sholawat Nariyah, Nurizati, Tibil Qulub, pembuka hajat, penolak bala, dan penyembuh hati.
3. Tahlil dan Kalimat Thayyibah, dasar tauhid dan pelindung dari siksa kubur.
5. Asma’ul Husna, penguat iman, penarik rezeki, dan pintu pengabulan doa.
“Jangan remehkan dzikir. Laa ilaaha illallah satu kali saja bisa menggugurkan dosa seberat gunung. Jangan malas bersholawat. Karena Rasulullah-lah yang akan kita cari di padang mahsyar kelak. Siapa yang hidupnya penuh sholawat, maka ia tidak akan kehilangan arah di akhirat.”
Doa Silih Berganti, Mengalir seperti Sungai Rahmat, Doa-doa dilantunkan secara bergiliran, mulai Gus Mashyur, KH. M. Ali Sodikin (Mbah Sod), Gus Mahmud, dan Gus Rahmat.
Setiap doa dipanjatkan penuh harap, dengan suara lirih dan linangan air mata. Sebuah malam yang benar-benar menjadi mi’raj ruhani.
Hidangan Ukhuwah, Subuh Penuh Cinta, Setelah doa penutup, suasana dilanjutkan dengan ramah tamah dan santapan khas rempah ala kampung, rica-ica basur (rame-rame unkapan bentuk syukur), gulai kambing, dan hidangan barakah lainnya. Jamaah saling menyapa, bertukar salam, dan menyambung rasa persaudaraan hingga waktu sholat Subuh tiba.
Gus Mashyur, juga berpesan, “Jaga Majelis Ini. Di Sini Ada Nur.”
“Selama kalian menjaga dzikir dan sholawat ini, selama itu pula Allah SWT menjaga kalian. Jangan bosan hadir. Di dunia ini, mungkin kalian tak dianggap. Tapi di sisi Allah, siapa yang memuliakan Nabi Muhammad SAW, ia dimuliakan juga. Di majelis seperti inilah hati kalian dihidupkan, rezeki dilapangkan, dan ruhani dibersihkan.”
“Teruskan. Jadikan bacaan-bacaan ini warisan ke anak cucu. Karena yang bisa menyelamatkan kita nanti, bukan nama besar, bukan pangkat, tapi dzikir dan sholawat yang kita bawa menghadap Allah dan Rasul-NYA.” Tutup Gus Mashyur.
(Kontributor : Djarmanto-YF2DOI//warto)
Posting Komentar