KABARBERITAINDONESIA.COM
Banjarnegara || Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah merekomendasikan agar MUI Pusat menganugerahkan gelar “Bapak Ekonomi Syariah Indonesia” kepada Wakil Presiden RI 2019–2024 sekaligus mantan Ketua Umum MUI, Prof Dr KH Ma’ruf Amin.
Rekomendasi tersebut dibacakan oleh Sekretaris MUI Jateng, Dr H Agus Fathuddin Yusuf MA, dalam penutupan Halaqah Ulama MUI se-Eks Karesidenan Banyumas di Hotel Surya Yudha, Banjarnegara, Minggu (31/08/2025).
Sekretaris Umum MUI Jateng, Drs KH Muhyiddin MAg, menegaskan bahwa KH Ma’ruf Amin layak menyandang gelar tersebut. “Baik saat menjabat Ketua Umum MUI maupun Wakil Presiden, Kiai Ma’ruf menjadi motor penggerak ekonomi syariah di Indonesia. Beliau mendirikan dan mengembangkan Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI hingga melahirkan lebih dari 130 fatwa,” ujar Muhyiddin, yang juga Sekretaris Dewan Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Menurutnya, KH Ma’ruf juga menjadi penggerak utama lahirnya Bank Muamalat Indonesia, mendorong lembaga perbankan membentuk divisi syariah, serta menggagas berdirinya Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) serta Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS).
Halaqah yang dibuka oleh Ketua Umum MUI Jateng, Dr KH Ahmad Darodji MSi, dihadiri para ketua umum MUI dari empat kabupaten: Banyumas, Purbalingga, Cilacap, dan Banjarnegara.
Empat narasumber turut menyampaikan materi, yakni:
1. Drs KH Muhyiddin MAg (Sekretaris Umum MUI Jateng) membahas Peraturan Organisasi, Musda, dan Tata Kelola Pengurus.
2. Dr KH Agus Fathuddin Yusuf MA (Sekretaris MUI Jateng) menyampaikan Fatwa MUI Nomor 24 Tahun 2017 tentang Pedoman Bermuamalah di Media Sosial.
3. Dr KH Muhammad Saifuddin Lc MA (Sekretaris MUI Provinsi) memaparkan Fatwa MUI & Sertifikasi Halal.
4. Dr KH Multazam Ahmad MA (Ketua Umum Ganas Annar MUI Jateng) menjelaskan Dakwah dan Kiprah Ganas Annar-MUI Jateng.
Selain usulan gelar untuk KH Ma’ruf Amin, peserta halaqah juga merekomendasikan agar MUI kabupaten/kota menjalin kerja sama dengan pihak terkait untuk mengadakan pelatihan juru sembelih bersertifikat secara masif. Hal ini dinilai penting mengingat masih minimnya tenaga penyembelih yang memenuhi standar syariat Islam.
Di bidang sosial, MUI juga menegaskan pentingnya pencegahan narkoba. “Kerusakan akibat narkoba bisa mengancam ketahanan nasional dan masa depan bangsa. Karena itu, MUI perlu aktif menggerakkan umat melalui Gerakan Nasional Anti Narkoba (Ganas Annar),” ujar Agus.
Selain itu, MUI dan para ulama menekankan pentingnya menjaga kerukunan, persaudaraan, dan toleransi di tengah kemajemukan bangsa. “Keberagaman adalah fitrah. Jika dikelola dengan baik, ia akan menjadi kekuatan besar,” ungkap Agus yang juga dosen FISIP Unwahas Semarang.
Dalam pembukaan halaqah, KH Ahmad Darodji mengingatkan peran penting ulama dalam menjawab kebutuhan umat. “MUI harus hadir di tengah masyarakat. Jangan sampai generasi muda kesulitan bertanya kepada ulama tentang hukum Islam. Jangan biarkan mereka hanya mencari fatwa melalui media sosial,” tegasnya.
(Kontributor : Agus F / Djarmanto-YF2DOI//Warto)

Posting Komentar